Sistem imun terbagi atas dua, yaitu sistem imun yang bersifat bawaan / innate immune system dan sistem imun yang bersifat dapatan / acquired immune system. Sistem imun bawaan memiliki sifat tidak spesifik / non-specific immune response. Sedangkan imun dapatan memiliki sifat spesifik/ acquired immune system. Sistem imun bawaan merespon seluruh antigen dengan respon yang sama, meskipun sudah pernah terjadi beberapa kali dengan jenis antigen yang sama atau tidak melibatkan peran sel memori. Sebaliknya, sistem imun dapatan merespon dengan khas hanya untuk agen yang khas juga. Sistem inum dapatan melibatakan humoral mediated immunity (HMI), celullar mediated immunity (CMI), dan memmory cells atau sel memori. Kedua jenis sistem imun ini tidak dapat dipisahkan secara tegas karena kedua sistem tersebut saling kait mengait.
Berdasarkan proesesnya, respon imun terbagi menjadi dua, yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder. Respon imun primer terjadi ketika tubuh mendapatkan paparan antigen untuk pertama kali. Sedangkan respon imun sekunder terjadi ketika tubuh mendapatkan paparan antigen untuk kali kedua.
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang pertama kali melakukan pertahanan ketika antigen masuk ke dalam tubuh. Antigen yang masuk kedalam tubuh, masuk melalui luka terbuka di permukaan kulit maupun mukosa yang terluka. Sehingga luka disebut juga dengan pintu gerbang penyakit / port of entry. Secara berurutan, kekebalan non spesifik dilakukan dengan tahapan :
- Kekebalan fisik - mekanik dan kimiawi
- Kekebalan biologis
- Kekebalan seluler
1. Kekebalan Fisik Mekanik, Kimiawi, dan Biologi
Kekebalan non spesifik berupa fisik mekanik meliputi kulit, selaput lendir/ mukosa. Lapisan ini melindungi tubuh secara fisik dari masuknya antigen ke dalam tubuh. Selain itu, kekebalan kimiawi terjadi ketika kelenjar keringat dan kelenjar minyak pada kulit memproduksi sekretanya. Sedangkan mukosa memproduksi cairan kental seperti mokus dan serous. Cairan yang diproduksi kulit dan mukosa bersifat asam karena menganduk asam laktat dan asam lemak sehingga kondisi kulit menjadi lebih asam/ pH rendah. Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup di pH yang rendah.
2. Kekebalan Selular
Apabila antigen berhasil masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit maupun mukosa, maka antigen akan bertemu dengan makrofag dan mikrofag dan terjadilah mekanisme fagositosis yang dilakukan oleh makrofag. Sel makrofag dapat ditemukan disetiap organ dengan nama yang berbeda beda, yaitu sel kupffer, sel histiosit, sel langerhans, sel debu, sel dendritik dan mikrofag (polymorphonuclear/ PMN). Ketika antigen berhasil ditelan oleh makrofag, maka ikatan antar keduanya membentuk antigen presenting cell (APC). APC kemudian di respon oleh sel T helper (sel Th) melalui senyawa CD4 (reseptor milik sel Th) dan senyawa MCH II (reseptor milik APC).
 |
kiri : sistem kekebalan selular | kanan : cellular mediated immunity
|
Sistem Imun Spesifik
Sistem Imun spesifik terbagi atas dua bentuk, yaitu respon imun humoral (humoral mediated immunity) dan respon imun berperantara sel (cellular mediated immunity).
Humoral Mediated Immunity
Respon imun humoral melibatkan antibodi/ imunoglobulin yang akan bekerja menetralisir antigen yang berada di luar sel. Antigen yang sudah ditelan oleh makrofag pada sistem kekebalan selular akan menjadi APC karena sudah berikatan dengan sel T helper. Sel T helper kemudian melepaskan sitokin yang akan menagktivasi sel B naiv --> menjadi sel plasma --> sel plasma akan memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen tersebut. Antibodi akan menetralkan antigen. Antibodi yang dimaksud adalah imunoglobulin, yaitu Ig M. Peristiwa ini disebut juga dengan respon imun primer. Selain itu, terjadi juga pembentukan memmory cells berupa sel T-memori, sel-B memori, dan sel Tc memori. Nantinya, ketika terjadi paparan antigen yang kedua, maka respon imun sekunder akan langsung teraktivasi tanpa harus melalui proses pengenalan antigen terlebih dahulu.
Cellular Mediated Immunity
Namun, ketika jumlah antigen sangat tinggi dan antibodi tidak memadai, maka proses netralisasi antigen antibodi tidak sempurna, sehingga masih ada antigen yang berhasil masuk ke dalam sel. Kasus ini akan mengaktifkan sistem kekebalan berperantara sel (cellular mediated immunity/ CMI). Kenapa disebut berperantara sel? Karena antigen sudah masuk ke dalam sel tubuh sehingga tidak dikenali oleh makrofag. Oleh karena itu, antigen harus dikeluarkan dulu dari sel, agar dapat dikenali makrofag, dan di netralisisr oleh tubuh melalui humoral mediated immunity.
Sistem kebal ini akan mengaktifkan sistem kebal berperantara sel yang di lakukan oleh sel Tc atau sel T sellular. Sel T sellular ini akan berinteraksi dengan sel target yang sudah kemasukan antigen tadi, melalui CD8 dan molekul MCH kelas I yang ada dipermukaan sel target. Sel yang sudah terinfeksi tadi akan dihancurkan oleh sel Tc/ sel T sellular dengan sitokin sehingga sel akan hancur, dan antigen akan keluar. Ini merupakan peristiwa bunuh diri sel Tc. Ketika antigen sudah keluar sel, maka akan di fagositosis oleh makrofag dan akan terjadi respon imun humoral lagi untuk bisa terjadi proses netralisasi antigen-antibodi.
Sumber : Intisari Imunologi Medis oleh I Wayan Teguh Wibawan dan Retno D. Soejoedonno
Post a Comment for "Perbedaan Sistem Imun Bawaaan (Non-specific) dan Sistem Imun Dapatan (Specific)"