FLEA ALLERGIC DERMATITIS PADA ANJING DAN KUCING

Apa itu Flea Allergic Dermatitis?

    Flea allergic dermatitis atau FAD adalah penyakit kuit yang sering terjadi pada anjing dan kucing akibat infestasi flea/ pinjal. Penyakit ini meneimbulkan ketidaknyamanan baik pada kucing dan anjing maupun pemilik. FAD adalah manifestasi klinis dari terjadinya reaksi hipersensitivitas karena saliva pinjal yang masuk ke dalam kulit. Namun, ada beberapa hewan yang tidak alergi terhadap saliva pinjal, sehingga ia tidak menunjukan alergi kulit apaun. 

Penyebab Flea Allergic Dermatitis

    Flea atau pinjal Ctenocephalides felis merupakan penyebab utama Flea Allergic Dermatitis. Gigitan pinjal ini menyebabkan allergi karena saliva pinjal yang masuk ke dalam kulit menimbulkan reaksi hipersensitivitasi tipe 2 dan 4 yang diperantarai oleh Ig E.

Bahaya Flea Allergic Dermatitis

Selain menyebabkan Flea Allergic Dermatitis, Ctenocephalides felis merukapan vektor atau inang perantara bagi cacing pita, Dipylidium caninum, cacing jantung Dipetalonema recondinatum dan vektor Bartonella, Rickettsia felis dan Haemoplasma. Kucing yang terinfeksi cacing pita tidak hanya berasal dari infestasi pinjal, namun juga dari perilakunya self grooming. Proglotid cacing pita yang mati dapat ditemukan di kotoran kucing. Bentuknya seperi bekas jerami yang sudah mengering.

Bagaimana mencegah terjadinya Flea Allergic Dermatitis?

    Kontrol pinjal dilingkungan adalah kunci sukses dalam menunjang pengobatan dan pencegahan flea allegic dermatitis. Selain itu, memahami life cycle dari Ctenocephalides felis merupakan hal penting dalam membasmi pinjal di lingkungan.

Siklus hidup pinjal

    Pinjal dewasa dapat melompat keluar dari tubuh inangnya ke lingkungan atau tetap bertahan hidup di tubuh inangnya. Pinjal dewasa hidup sekitar 4 bulan dan dapat melahirkan 40-50 telur. Terlurnya tidak menempel erat di rambut dan dapat jatuh ke lingkungan. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 2-10 hari menjadi larva.

    Larva pinjal menyukai area yang gelap, hangat, dan lembab seperti dibawah karpet, dibalik gorden jendela dan di tempat yang teduh lainya. Seteleh 1-3 minggu, larva berubah menjadi pupa dan berubah menjadi pinjal dewasa dalam waktu 5 hari saat kondisi lingkungan menguntungkan. Namun, ia juga dapat bertahan hingga 6 bulan didalam kokon nya. Kokon melindungi nya dari efek pestisida.

Kenapa Flea Allergic Dermatitis sulit sembuh?

    Flea allergic dermatitis sulit disembuhkan karena treatment pengobatan yang tidak dibarengi dengan kontrol pinjal di lingkungan. Jika anda tahu, bahwa pada setiap populasi, immature pinjal (telur dan larva) jumlahnya 95% dr total populasi, dan 5% nya dewasa. Artinya, jumlah yg terlihat lbh sedikit dari kenyataanya.

Cara mencegah Flea Allergic Dermatitis pada Hewan

    Cara mencehag flea allergic dermatitis adalah memberantas pinjal di lingkungan dan di tubuh hewan. Tujuan pemberantasan pinjal  adalah membunuh pinjal dewasa, pinjal immature di tubuh hewan dan di lingkungan, serta mencegah terjadinya reinfestasi. Oleh karena itu, lakukan vacum carpet, gorden, kasur dan tempat-tempat yang disukai pinja secara berkala dan teratur. Larva pinjal tidak dapat hidup ditempat yang sangat dingin atau beku. Lakukan desinfeksi menggunakan Insect Growth Regulator seperti methoprene (Precor®) dan pyriproxyfen (Nylar®).

Cara mengobati Flea Allergic Dermatitis pada Hewan

    Pengobatan flea allergic dermatitis dilakukan dengan memberikan obat antparasitic seperti selamectin. Kemudian dapat memberikan obat untuk mengurangi peradangan seperti obat-obat glukokortikoid yang aman untuk hewan. Konsultasikan langung dengan dokter hewan. 

Ciri-ciri Flea Allergic Dermatitis 

  1. Pruritus
  2. Alopecia
  3. Erythematous dermatitis 



 

 

Post a Comment for " FLEA ALLERGIC DERMATITIS PADA ANJING DAN KUCING"