Apa itu Lumpy Skin Disease ?
Lumpy Skin Disease ditemukan pertama kali di Zimbia pada tahun 1929. Kemudian, gejala klinis yang sama ditemukan di Botswana, Zimbabwe, dan republik Afrika Selatan pada tahun 1943 dan 1945. Sedangkan, di wilayah asia tenggara, LSD ditemukan pertama kali di Vietnam pada tahun 2019 - 2020. Hingga saat ini, penyakit Lumpy Skin disease sudah ditemukan di Indonesia, .....
Lumpy Skin Disease disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang berasal dari famili Poxvirus. LSDV termasuk kedalam genus Capripox virus dari sheep pox virus dan goat pox virus. Penyakit ini memiliki angka penularan atau morbiditas yang tinggi dan angka kematian atau mortalitas yang rendah. Meskipun memiliki angka kematian yang rendah, LSDV menyebabkan penurunan produksi susu, penurunan kualitas daging, dan dapat menyebabkan aborsi pada betina dan kemandulan pada jantan.
Penyakit ini menyerang spesies sapi dan kerbau, khususnya kerbau yang suka berendam di dalam lumpur. Namun, LSDV ini tidak bersifat zoonotik/ menular dari hewan ke manusia.
Gejala Hewan terserang Lumpy Skin Disease?
Gejla klinis umum hewan yang terinfeksi LSDV seperti demam (40.0°C–41.5°C), lacrimation, nasal discharge, hypersalisi, lethargy, anorexia, dan weakness/ kelelahan. Kemudian gejala berlanjut dengan munculnya nodule di permukaan kulit dan mukosa seluruh tubuh. Nodule tersebut dapat pecah dan menyebabkan nekrosa dan jaringan parut. Luka tersebut dapat diperparah dengan terjadinya infeksi bakteri, virus dan miasis.
Cara Penularan Lumpy Skin Disease
Penyebaran virus Lumpy Skin Disease disebarkan melalui vektor nyamuk (Aedes aegypti, Anopheles stephensi, Culex quinquefasciatus, dan Culicoides nubeculosus), ticks (Rhipicephalus appendiculatus, Rhipicephalus decoloratus, dan Amblyomma hebraeum), dan Diptera (Haematopota spp. dan Stomoxys calcitrans).
LSDV dapat bertahan kurang lebih 1 bulan di nodul LSDV dikulit dan 3 bulan pada lingkungan yang kering. Pada pH 6,3 - 8,3 virus ini mampu hidup dan bertahan. Virus ini diekskresikan melalui darah, nasal secretions, saliva, ear notches, semen, susu dan dapat ditularkan melalui jilatan antar sapi.
Namun, LSDV sangat rentan dengan panas diatas 55°C selama 1 jam, atau 60°C selama 1 jam atau 65°C selama 30 menit. Selain itu, juga rentan terhadap kondisi yang sangat asam maupun sangat basa, sehingga akan mudah mati dengan desinfektan apa saja.
Pencegahan Lumpy Skin Disease
Pencegahan penularan dapat dilakukan hanya dengan melakukan vaksinasi untuk memberntuk kekebalan tubuh terhadap virus LSDV. Pencegahan lain dapat dilakukan dengan managemen lingkungan untuk membasmi ektoparasit.
Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan memberikan suntikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, pemberian antiradang, dan vitamin untuk meningkatkan sistem kebal tubuh.
Sumber
Al-Salihi K A. 2014. Lumpy Skin disease: Review of literature. Mirror of Research in Veterinary Sciences and Animals (MRVSA). 3(3): 6-23.
Ratyotha K, Prakobwong S, dan Piratae S 2022. Lumpy skin disease: A newly emerging disease in Southeast Asia. Veterinary World, EISSN: 2231-0916

Post a Comment for "Waspada Lumpy Skin Disease (LSD) mengancam sapi dan kerbau"